Teori interaksi simbolik (dua nomor, satu teori, satu kasus)
Effendy (1989: 352)Suatu faham yang menyatakan bahwa hakekat terjadinya interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam masyarakat, ialah karena komunikasi, dimana sebelum nya ada suatu kesatuan pemikiran pada diri masing-masing yang terlibat berlangsung internalisasi atau pembatinan.
Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap.
Konstruksi sosial dan Semiotika Media
Konstruksi Sosial
Proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif
Konstruktivisme radikal
Hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran kita dimana Kaum konstruktivisme radikal mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran
Realisme hipotesis
Sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki.
Konstruktivisme
Mengambil semua konsekuensi konstruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu. Kemudian dipandang sebagai gambaran yang dibentuk dari realitas objektif dalam dirinya sendiri.
Semiotika Media
Teori tentang pemberian ‘tanda’. Secara garis besar semiotik digolongkan menjadi tiga konsep dasar
Semiotik Pragmatik
Menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek
Semiotik Sintaktik
Menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek dimana mengabaikan pengaruh akibat bagi subyek yang menginterpretasikan
Semiotik Sematik
Menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan.
Peran media di dunia sosial
- Perubahan sosial bisa didefiniskan sebagai perubahan dalam karakteristik masyarakat tertentu, terutama dalam aspek norma, nilai, produk budaya, dan simbol yang ada dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial ini bisa saja terjadi secara gradual maupun secara tiba-tiba (Pinquart, Martin & Silbereisen, Rainer K. 2004).
- Salah satu faktor yang menyebabkan adanya perubahan sosial dalam suatu masyarakat adalah media massa. Sudah menjadi suatu hal yang umum jika media massa menjadi sebuah media yang memberikan pengaruh terhadap perubahan sosial yang terjadi, termasuk perubahan sosial masyarakat kota.
- Dalam perubahan sosial termuat perubahan nilai serta ideologi, perubahan kebiasaan, dan perubahan budaya. Dengan kemampuannya mengkultivasi masyarakat, media juga menjalankan fungsinya dalam menciptakan perubahan sosial terutama di perkotaan.
Kualitas berita (Denis Mc Qual)
Kebebasan Media (freedom)
- Tidak adanya praktik sensor, kewajiban (tidak) mempublikasikan informasi tertentu.
- Hak yang sama bagi seluruh masyarakat untuk mengakses sumber-sumber informasi
- Kebebasan bagi media untuk memperoleh sumber-sumber informasi yang relevan (kurang tegas).
- Tidak ada pengaruh tersembunyi dari pemilik media atau pengiklan yang mengarahkan pilihan berita atau opini
- Kebijakan redaksi berita yg aktif dan kritis dlm mnyampaikan berita (ideal, fakultatif)
Keragaman Berita (diversity)
- Mampu dan mau memberikan dan menyajikan berbagai pilihan berita
- Pemberitaan yang lengkap atas pandangan yang beragam, termasuk dr minoritas
- Media massa berfungsi sebagai forum (public sphere, Habermas)
- Menyajikan berita yang relevan dan sekaligus beragam
Gambaran Realitas
- Terlalu banyak memberitakan pandangan masyarakat elit
- Berita luar negeri terfokus pada negara kaya saja
- Pemberitaan yang mengandung chauvinisme atau sentimen primordial
- Berita bias gender
- Mengabaikan masyarakat minoritas
- Berita kriminal yang hiperbolia
Objektivitas Berita
factuality
Dimensi kognitif atau kualitas pemberitaan.
Truth à tingkat kebenaran atau reliabilitas fakta
- Factualness / pemisahan yg jelas antara fakta & opini
- acuracy / ketepatan antara data dan fakta
Relevance Seleksi berita yang layak dengan prinsip kegunaan yang jelas bagi khalayak
- proximity / kedekatan emosional/ wilayah
- timeliness / up to date, di waktu yang tepat
- significant / penting, menyangkut banyak orang
- prominence / kepopuleran tokoh
- magnitude / menyangkut angka yang besar
Imparsiality
Merupakan dimensi evaluatif berita, terkait usaha wartawan untuk menjauhkan penilaian pribadi dan tidak subjektif.
- Netrality à terkait soal penyajian berita
- non evaluative / tidak memasukkan pendapat pribadi dalam berita
- non sensional / tidak ada dramatisasi, kesesuaian judul dan isi
Balance & proses seleksi yg berimbang
- equal acces akses yg sama bagi pihak-pihak yg menjadi aktor berita
- equal handed evaluation penyampaian sisi positif dan negatif berita
Culture Studies beserta asumsi nya (analisis kajian budaya)
Suatu arena interdisipliner di mana perspektif dari disiplin yang berlainan secara selektif dapat diambil dalam rangka menguji hubungan antara kebudayaan dan kekuasaan, kebutuhan akan perubahan dan representasi atas kelompok- kelompok sosial yang terpinggirkan, khususnya kelas, gender, dan ras (namun juga termasuk umur, kecacatan, nasionalitas, dll).
Studi kultural memberikan perhatian pada budaya dipengaruhi oleh berbagai kelompok dominan dan berkuasa.
Media adalah instrumen kekuasaan klompok elit dimana berfungsi menyampaikan pemikiran kelompok yang dominan masyarakat. dimana pesan disampaikan media bertujuan membela kepentingan paham kapitalisme.
Pandangan kapitalisme menciptakan kelompok elit berkuasa yang melakukan eksploitasi terhadap kelompok yang tidak berkuasa dan lemah,, Untuk kepentingan publik dan kebaikan bersama (common good)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar